Daftar Blog Saya

Minggu, 28 Oktober 2018

PELANGGARAN ETIKA PROFESI TIK SEHINGGA BERUJUNG PADA KEJAHATAN CYBER CRIME



Etika Profesi dalam IT
Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai bidang khususnya bidang teknologi informasi. Kode etik sangat dibutuhkan dalam bidang IT karena kode etik tersebut dapat menentukan apa yang baik dan yang tidak baik serta apakah suatu kegiatan yang dilakukan oleh IT itu dapat dikatakan bertanggung jawab atau tidak. Pada jaman sekarang banyak sekali orang di bidang IT menyalahgunakan profesinya untuk merugikan orang lain, contohnya hacker yang sering mencuri uang,password leat komputer dengan menggunakan keahlian mereka. Contoh seperti itu harus dijatuhi hukuman yang berlaku sesuai dengan kode etik yang telah disepakati.
Tujuan utama dari kode etik adalah memberi pelayanan khusus dalam masyarakat tanpa mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok. Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah
1.     Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.
2.     Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
3.     Mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.

Adapun kode etik yang diharapkan bagi para pengguna internet adalah :
  1. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara langsung berkaitan dengan masalah pornografi dan nudisme dalam segala bentuk.
  2. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki tendensi menyinggung secara langsung dan negatif masalah suku, agama dan ras (SARA), termasuk di dalamnya usaha penghinaan, pelecehan, pendiskreditan, penyiksaan serta segala bentuk pelanggaran hak atas perseorangan, kelompok / lembaga / institusi lain.
  3. Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi instruksi untuk melakukan perbuatan melawan hukum (illegal) positif di Indonesia dan ketentuan internasional umumnya.
  4. Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak dibawah umur.
  5. Tidak mempergunakan, mempublikasikan dan atau saling bertukar materi dan informasi yang memiliki korelasi terhadap kegiatan pirating, hacking dan cracking.
  6. Bila mempergunakan script, program, tulisan, gambar / foto, animasi, suara atau bentuk materi dan informasi lainnya yang bukan hasil karya sendiri harus mencantumkan identitas sumber dan pemilik hak cipta bila ada dan bersedia untuk melakukan pencabutan bila ada yang mengajukan keberatan serta bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin timbul karenanya.
  7. Tidak berusaha atau melakukan serangan teknis terhadap produk, sumber daya (resource) dan peralatan yang dimiliki pihak lain.
  8. Menghormati etika dan segala macam peraturan yang berlaku di masyarakat internet umumnya dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap segala muatan / isi situsnya.
  9. Untuk kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola, anggota dapat melakukan teguran secara langsung.


Faktor penyebab pelanggaran kode etik profesi IT : 
  • Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari masyarakat.
  • Organisasi profesi tidak dilengkapi denga sarana dan mekanisme bagi masyarakat untuk menyampaikan keluhan
  • Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik profesi, karena buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak prepesi sendiri.
  • Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi IT untuk menjaga martabat luhur profesinya.
  • Tidak adanya kesadaran etis da moralitas diantara para pengemban profesi TI untuk menjaga martabat luhur profesinya.

Bank Sentral Bangladesh Dibobol Hacker, Rp 1,06 Triliun Ludes
Liputan6.com, Jakarta - Hacker berhasil mencuri uang senilai US$ 81 juta atau sekitar Rp 1,06 triliun dari bank sentral Bangladesh melalui serangkaian transfer di rekening mereka di Federal Reserve Bank of New York (The Fed).
Melansir laman Forbes, Sabtu (18/3/2016), pembobol tersebut mencoba mencuri lagi uang tambahan senilai US$ 850-US$ 870 miliar atau setara dengan Rp 11,1 - Rp 11,4 triliun. Namun, upaya kejahatan itu berhasil digagalkan lantaran ada kecurigaan atas transaksi tersebut.
Setelah melaporkan tindak pencurian uang yang dialaminya, pemerintah Bangladesh beserta The Fed mengakui bahwa sistem mereka dibajak. Namun hingga kini mereka masih menyebutkan kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan.
"Tidak ada bukti bahwa ada upaya menembus sistem The Fed, selain itu, tidak ada bukti yang dapat ditanggapi," demikian pernyataan The Fed.

Pernyataan tersebut merupakan tanggapan atas pernyataan Menteri Keuangan Bangladesh yang megatakan, pemerintahnya akan mengambil tindakan hukum kepada The Fed.
Setelah pencurian tersebut diungkap, ada dua hal yang diketahui. Pertama, operasi pembajakan memperlihatkan betapa besarnya skala kejahatan siber yang dilakukan.
Bisa diketahui bahwa para penjahatnya kini lebih berani dan teliti dibandingkan sebelumnya. Kedua, lembaga keuangan harus belajar untuk mengatasi kelemahan yang ada di saluran perbankan global.
Sementara itu, Gubernur Bank Sentral Bangladesh Atiur Rahman mengundurkan diri karena kejadian pembobolan akun bank tersebut. Bangladesh sendiri telah mengumpulkan tim ahli siber yang percaya bahwa pembobolan melalui dunia maya bisa dilakukan.
Hacker tersebut ditengarai telah memasang malware yang membidik Bank Bangladesh. Malware itu diyakini memungkinkan para hacker untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana Bank Bangladesh bertransaksi dengan The Fed.

Sebelumnya, pada 4 dan 5 Februari, para peretas ini mengirimkan berbagai permintaan untuk menarik uang dari akun Bank Bangladesh, menggunakan protokol kepada The Fed. Penerimanya adalah beberapa lembaga non pemerintah di Filipina dan Sri Lanka.

Empat permintaan pertama dari para peretas ini berhasil dipenuhi. Sementara permintaan kelima, ditolak oleh bank perantara, yakni Deutsch Bank. Sebab, peretasnya saat itu salah mengeja huruf yang seharusnya "foundation" tetapi tertulis "fandation".
Deutsch Bank kemudian meminta izin lebih lanjut dari Bank Bangladesh untuk menghentikan transaksi. Sayangnya, hacker telah berhasil membawa kabur uang US$ 81 miliar dan memindahkannya ke rekening bank di Filipina.
Kejadian tersebut menunjukkan betapa buruknya pengelolaan keamanan moneter di Bangladesh.
"Saya tidak dapat memberikan pernyataan tentang hal tersebut, sebab saya tidak mendapat informasi itu dari bank sentral. Bahkan, saya baru melihat berita di media," kata Menteri Keuangan Bangladesh.
Menurut Kaspersky Lab, setelah Bangladesh mengintegrasikan sistem perbankan online-nya, mereka terus mendapatkan ancaman kejahatan siber.
Pelajaran penting yang dipetik dari kejadian ini adalah, pemerintah harus fokus pada pengembangan sumber daya manusia. Bahwa, orang-orang yang dipilih menjabat harus memiliki kemampuan sepadan mengingat risiko yang harus dihadapinya.
Selain itu, perlu diperhatikan bahwa ketelitian harus diutamakan. Sebab merujuk kasus tersebut, pembobolan akun bank dapat dihentikan karena si peretas kurang keterampilan dalam mengeja sebuah kata.
Hal itu menimbulkan pertanyaan serius atas integritas sistem transfer uang berbasis kode Swift. Karenanya, pihak berwenang harus dapat menilai kembali proses verifikasi transfer dana internasional.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar